1. Flame Detector (Sensor Kebakaran/Api)

Flame detector
merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat
mendeteksi nilai instensitas dan frekuensi api dalam suatu proses
pembakaran, dalam hal ini pembakaran dalam boiler pada pembangkit
listrik tenaga uap.
Flame detector dapat mendeteksi kedua hal tersebut
dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector
tersebut. Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk
menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran.
Kebanyakan cara kerja flame detector untuk mengidentifikasi /
mendeteksi api dengan menggunakan metode optik seperti ultraviolet (UV),
infrared (IR) spectroscopy dan pencitraan visual flame. Cara kerja
flame detector dirancang untuk mendeteksi penyerapan cahaya pada panjang
gelombang tertentu, yang memungkinkan alat ini untuk membedakan antara
spectrum cahaya pada api dan sumber alarm palsu.
Alarm palsu yang dimaksud yang disebabkan oleh adanya petir, radiasi
dan panas matahari yang memungkinakan mengaktifkan flame detector. Namun
dengan berkembangnya teknologi cara kerja flame detector lebih pandai
dalam menangkap percikan api yang dapat menyebabkan kebakaran. Cara
kerja Flame detector abad ini dirancang dengan sistem delay selama 2-3
detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih
dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu.
Semakin berkembangnya teknologi tentunya semakin banyak bahan bakar yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk mendukung perkembangan teknologi abad ini. Oleh karena itu cara kerja flame detector juga semakin canggih dibuat untuk mendeteksi bahan bakar supaya mampu mendeteksi percikan api agar terhindar dari kebakaran. Industri yang paling umum dipasang dengan flame detector antara lain: alcohol, diesel, ethylene, bensin, hydrogen, jet fuels, minyak tanah, LNG/LPG, kertas, solvents (pelarut), sulfur, dan tekstil.
Semakin berkembangnya teknologi tentunya semakin banyak bahan bakar yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk mendukung perkembangan teknologi abad ini. Oleh karena itu cara kerja flame detector juga semakin canggih dibuat untuk mendeteksi bahan bakar supaya mampu mendeteksi percikan api agar terhindar dari kebakaran. Industri yang paling umum dipasang dengan flame detector antara lain: alcohol, diesel, ethylene, bensin, hydrogen, jet fuels, minyak tanah, LNG/LPG, kertas, solvents (pelarut), sulfur, dan tekstil.
Cara Kerja Flame Detector Harus Diketahui oleh Operator
Cara Kerja Flame Detector harus
diketahui oleh operator atau pengguna
yang akan menggunakan flame detector. Dalam rangka untuk memilih
peralatan deteksi tersebut, pengguna harus memahami prinsip-prinsip
deteksi api dan meninjau jenis detector yang tersedia abad ini. Berbekal
pengetahuan ini diharapkan pengguna lebih optimal dalam memilih flame
detector
yang sesuai untuk mencegah bahaya kebakaran. Hal ini jadi catatan
penting untuk engineer yang akan merencanakan pemasangan flame detector
di industri minyak, gas dan industri manufaktur lainnya yang memerlukan
peralatan yang mampu melakukan pemantauan api terus menerus supaya
mencegah bencana kebakaran. Oleh karena itu diperlukan seorang HSE
(Health Safety Enviropment) yang sudah ahli untuk dapat mengoprasikan
flame detector tersebut.
2. Smoke Detector (Sensor Asap)

Pada bagian ini saya mengambil contoh sensor asap dengan tipe Horing Lih NQ9S Smoke Detector. Perusahaan proteksi telah menawarkan beberapa jenis device yang dapat di
gunakan untuk mendeteksi keberadaan api dan asap yang tidak terkendali.
Di antara produk fire protection tersebut adalah detektor asap (smoke detector)
yang akan berkerja sebagai untuk mendeteksi keberadaan asap untuk
kemudian di respon dengan cepat ke master control fire alarm untuk
mendapatkan respon. smoke detektor seharusnya di letakkan di atas plafon
atau di langit-langit bangunan untuk menangkap partikel-partikel hasil
pembakaran yang melayang-layang di udara dan memiliki sifat selalu naik
keatas. Detektor asap (smoke detector) independent untuk
mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni yang sedang
tidur, biasanya pendeteksi asap dipasang di dekat kamar tidur, dapur, dan ruang tamu.
Smoke
Detector memiliki desain baru pada ruang minified yang
membuat begitu mudah untuk pemeliharaan. bercahaya LED untuk membimbing
dalam pencahayaan rendah. Horing Lih NQ9S Smoke Detector telah lulus uji
EMC ketat, sehingga dapat menghilangkan alarm palsu yang disebabkan
oleh interferensi dari sumber terdekat. Horing Lih NQ9S Smoke Detector
juga memiliki metodes sederhana dalam pengujian: tekan tombol tes
mendengar suara alarm dan pastikan unit berada dalam kondisi normal.
Perangkat ini juga Mudah dalam proses instalasi: pasang langsung ke
lokasi yang tepat tanpa kabel apapun. dilengkapi dengan baterai 9VDC,
dan opsional 100 ~ 240VAC steker listrik yang tersedia.
3. Gesture Detector (Sensor Gerak)
Sensor gerak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika kita hendak memasuki pintu mall, bank, atau gedung perkantoran yg pintunya akan membuka dengan sendirinya. Bentuk lain penampakannya dari tempat-tempat tersebut ialah adanya suara ketika kita memasuki pintu, seperti “Selamat Datang”; “Assalamualaikum”; atau mungkin bunyi lainnya sesuai dengan rekaman alat elektronik yang dipasang. Nah, komponen yang dipakai dalam sensor gerak ini dinamakan Passive Infrared Sensors atau disingkat PIR.
Sensor dari PIR tersebut bisa menangkap sebuah aktivitas halus
seperti halnya menafsirkan bilamana terdapat seseorang yg beralih tempat
menuju luar radius sensornya. Secara umum komponen sensor gerak
ini memiliki bentuk kecil, konsumsi dayanya rendah dan tak cepat aus
serta harganya relatif mahal. Komponen ini selain acap kali disebut PIR,
juga biasa dinamakan IR gerak atau Piroelektrik. Tentunya komponen yang
kita bahas ini berbeda ya dgn komponen sensor cahaya sebagaimana artikelnya telah saya tulis sebelumnya di blog ini. Berikut adalah gambaran dari sensor PIR:
Prinsip kerja dari komponen ini adalah sebagai pengukur energi infra
merah yg ditangkap oleh sensor didalam PIR tersebut. Infra merah yang
diukur tersebut tidak bisa dihasilkan sendiri oleh komponen ini, karena
itu komponen ini dinamakan sbg komponen pasif. Terus darimanakan cahaya
Inframerah yang digunakan untuk indikator ada-tidaknya sinar yg
dideteknis komponen ini? Secara singkat, dapat kita gambarkan langkah
kerja sensor gerak itu dilapangan karena adanya panas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa energi dari infra merah itu adalah hasil
dari panas. Hewan dan Manusia merupakan makhluk hidup yang bisa
memproduksi panas alami walaupun energi panas yang dikeluarkannya
terbilang kecil, yakni rata-rata sekitar sembilan hingga sepuluh
mikrometer enerti infra red.
Biasanya radius spektrum komponen ini sebagaimana yang digambarkan diatas bisa sampai ke lima meter, sehingga layak dan efektif untuk dibuat menjadi sensor gerak.
Coba perhatikan lagi gambar diatas, terlihat bahwa komponen ini tak
bisa menafsirkan berapa banyakkah jumlah dari manusia yg berada di
sektor area radius sensor. Namun demikian sensor bisa menafsirkan telah
terjadi berbubahnya energi panas atau inframerah di radiusnya. Sip dah,
sekian dulu ya tulisan kali ini. Moga bisa membantu sobat semua untuk
mengerti mengenai sensor gerak.
Salah satu komponen yang menggunakan sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor (LDR), adalah suatu komponen elektronika
yang memiliki hambatan yang dapat berubah sesuai perubahan intensitas
cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada penambahan intensitas
cahaya yang mengenainya.Pada dasarnya komponen ini merupakan suatu
resistor yang memiliki nilai resistensi bergantung pada jumlah cahaya
yang jatuh pada permukaan sensor
tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor beresistensi tinggi yang
tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki
frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan
menyebabkan electron memiliki energy yang cukup untuk meloncat ke pita
konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan
mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistensinya.
Komponen yang menggunakan sensor cahaya berikutnya adalah Photo Transistor / fototransistor, secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai kontak (junction) base-collector yang menjadi permukaan agar dapat menerima cahaya sehingga dapat digunakan menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih detail Photo Transistor merupakan sebuah benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki gain internal. Hal ini yang membuat foto transistor memiliki sensivitas yang lebih tinggi dibandingkan photodiode / foto diode, dalam ukuran yang sama. Alat ini dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal gigital. Photo Transistor sejenis dengan transistor pada umumnya, bedanya pada Photo Transistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan antara kaki dan sensor yang ada di depan pintu.
4. Light Dependent Resistor (Sensor Cahaya)
Sensor cahaya adalah salah satu alat yang digunakan dalam bidang elektronika, alat ini berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Alat ini memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan kemudian untuk melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik dan dipakai dalam sebuah rangkaian yang memakai cahaya sebagai pemicunya. Cara kerja dari alat ini adalah mengubah energy dari foton menjadi electron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu electron. Alat ini mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yang paling popular adalah pada kamera digital. Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor, Photodiode, dan Photo Transistor.Gambar Sensor Cahaya
Komponen yang menggunakan sensor cahaya berikutnya adalah Photo Transistor / fototransistor, secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai kontak (junction) base-collector yang menjadi permukaan agar dapat menerima cahaya sehingga dapat digunakan menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih detail Photo Transistor merupakan sebuah benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki gain internal. Hal ini yang membuat foto transistor memiliki sensivitas yang lebih tinggi dibandingkan photodiode / foto diode, dalam ukuran yang sama. Alat ini dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal gigital. Photo Transistor sejenis dengan transistor pada umumnya, bedanya pada Photo Transistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan antara kaki dan sensor yang ada di depan pintu.
5. Pressure Detector (Sensor Tekanan)
Pressure detector adalah sebuah alat yang dapat mengukur tekanan suatu zat yang memiliki tekanan
sangat kecil sehingga sulit untuk diukur apabila menggunakan alat
pengukur biasa. Dalam pelajaran Science, kita mengenal adanya alat
pengukur untuk suatu benda. Seperti contoh thermometer sebagai alat
untuk mengukur suhu, anemometer untuk mengukur kecepatan angin dan
speedometer untuk mengukur kecepatan suatu benda. Tekanan yang
dilambangkan dalam huruf (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya,
yang dilamabangkan dengan (F) persatuan luas, yang dilambangkan dengan
(A). Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau
tekanan dari unsur zat yaitu berupa cairan dan gas. Fungsi dari sensor tekanan sebenarnya adalah untuk mengubah tekanan menjadi induktasi.
Sensor tekanan mempunyai prinsip kerja yang sedikit rumit. Pertama, perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga menyebabkan perubahan induksi magnetic pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT ( center tap). Dengan demikian, apabla inti mengalami pergeseran, maka induktasi pada salah satu kumparan bertambah, namun menyebabkan kumparan yang lain berkurang. Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan dengan rumus (P = d.g.h). Untuk keterangannya, (p) adalah tekanan statis (pascal) sementara (D) adalah kepadatan cairan (km/m3), lalu (G) adalah konstanta gravitasi ( 9,81 m/s2) dan (H) adalah tinggi cairan (M).
Prinsip kerja dari sensor tekanan itu sendiri adalah mengubah tegangan mekanik menjadi listrik. Kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat itu sendiri menyebabkan kawat menjadi bengkok. Sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah ketahananya. Ada beberapa fungsi lain dari sensor tekanan. Applikasi sensor tekanan adalah sebagai pemantau cuaca yang sering berubah-ubah. Digunakan dipesawat terbang untuk mengukur tekanan angina yang berada didalam band pesawat terbang, lalu yang terakhir adalah pengukur tekanan udara pada ruangan tertutup. Tiga fungsi ini adalah fungsi umum dari sendor tekanan yang sering ditemui oleh masyarakat namun masyarakat belum mengetahui cara kerja dari pengukur tekanan tersebut.
Ada beberapa penjelasan mengenai gelombang ultrasonic. Sifat dari
gelombang ultrasonik yang melalui medium menyebabkan getaran partikel
dengan medium aplitudo sama dengan arah rambat longitudinal sehingga
menghasilkan partikel medium yang membentuk suatu rapatan atau biasa
disebut Strain dan tegangan yang biasa disebut Strees. Proses lanjut
yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam medium
disebabkan oleh getaran partikel secara periodic selama gelombang
ultrasonic lainya. Gelombang ultrasonic merambat melalui udara dengan
kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor ultrasonik.
Seperti yang telah umum diketahui, gelombang ultrasonik hanya bisa
didengar oleh makhluk tertentu seperti kelelawar dan ikan paus.
Kelelawar menggunakan gelombang ultrasonic untuk berburu di malam hari
sementara paus menggunakanya untuk berenang di kedalaman laut yang
gelap.
Perhitungan waktu yang diperlukan modul sensor Ping untuk menerima pantulan pada jarak tertentu mempunyai rumus S= (tIN x V) : 2. Rumus diatas mempunyai keterangan sebagai berikut. (S) adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan obyekyang terdeteksi. (V) adalah cepat rambat gelombang ultrasonik di udara dengan kecepatan normal (344 meter per detik) (tIN) adalah selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang. Ada 3 prnsip kerja dari sensor ultrasonik yaitu, sinyal dipancarkan melalui pemancar gelombang ultrasonic. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi berkisar 344 m/s. Dan yang terakhir sinyal yang sudah diterima akan diproses untuk menghitung jaraknya.
Mic dapat diklarifikasikan menjadi beberapa jenis dasar antara lain;
dinamis, piezoelektrik, dan elektrostatik. Mic dinamis adalah contoh
alat yang memiliki sensor suara dengan peran yang besar dalam
dunia industri musik. Sedangkan untuk Mic piezoelektrik digunakan secara
luas untuk mic dengan meter rendah tingkat frekuensi suara. Untuk
masalah pengukuran, mic elektrostatik adalah yang paling populer karena
mereka dapat dirampingkan, memiliki ffrekuensi respon konsekuensi rata
selama rentang frekuensi yang luas, dan menyediakan nyata stabilitas
yang tinggi dibandingkan dengan mic jenis lain. Intensitas suara mic ini
dirancang untuk menangkap intensitas suara bersama dengan unit arah
aliran sebagai besaran vektor. Bila dilihat dari intensitas bunyi, mic
dibagi menjadi dua jenis, yaitu arang dan capasitor.
Diperlukan beberapa komponen dalam pembuatan sensor suara. Komponen yang diperlukan sangat mudah ditemukan dan memiliki harga yang terjangkau. Komponen-komponen yang dibutuhkan antara lain; resistor memiliki dua saluran yang fungsinya untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara dua salurannya sesuai dengan arus, kondensator, trimpot memiliki hambatan listrik yang dapat diubah-diubah dengan cara memutar porosnya, dioda adalah bahan semikonduktor yang dapat menghantar arus listrik pada satu arah saja, IC (Intergrated Circuit) atau sirkuit, kondensator mic, LED untuk mengeluarkan emisi cahaya, timah, solder, kabel secukupnya dan lain-lain.
Gambar Sensor Tekanan
Sensor tekanan mempunyai prinsip kerja yang sedikit rumit. Pertama, perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga menyebabkan perubahan induksi magnetic pada kumparan. Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT ( center tap). Dengan demikian, apabla inti mengalami pergeseran, maka induktasi pada salah satu kumparan bertambah, namun menyebabkan kumparan yang lain berkurang. Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan dengan rumus (P = d.g.h). Untuk keterangannya, (p) adalah tekanan statis (pascal) sementara (D) adalah kepadatan cairan (km/m3), lalu (G) adalah konstanta gravitasi ( 9,81 m/s2) dan (H) adalah tinggi cairan (M).
Prinsip kerja dari sensor tekanan itu sendiri adalah mengubah tegangan mekanik menjadi listrik. Kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat itu sendiri menyebabkan kawat menjadi bengkok. Sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah ketahananya. Ada beberapa fungsi lain dari sensor tekanan. Applikasi sensor tekanan adalah sebagai pemantau cuaca yang sering berubah-ubah. Digunakan dipesawat terbang untuk mengukur tekanan angina yang berada didalam band pesawat terbang, lalu yang terakhir adalah pengukur tekanan udara pada ruangan tertutup. Tiga fungsi ini adalah fungsi umum dari sendor tekanan yang sering ditemui oleh masyarakat namun masyarakat belum mengetahui cara kerja dari pengukur tekanan tersebut.
6. Ultrasonic Detector (Sensor Ultrasonic)
Ultrasonic detector adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energy listrik menjadi energy mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar Ultrasonic yang dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver. Alat ini digunakan untuk mengukur gelombang ultrasonic. Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik yang memiliki cirri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki frekuensi di atas 20 Khz. Gelombong Utrasonic dapat merambat melalui zat padat, cair maupun gas. Gelombang Ultrasonic adalah gelombang rambatan energi dan momentum mekanik sehingga merambat melalui ketiga element tersebut sebagai interaksi dengan molekul dan sifat enersia medium yang dilaluinya.Gambar Sensor Ultrasonik
Perhitungan waktu yang diperlukan modul sensor Ping untuk menerima pantulan pada jarak tertentu mempunyai rumus S= (tIN x V) : 2. Rumus diatas mempunyai keterangan sebagai berikut. (S) adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan obyekyang terdeteksi. (V) adalah cepat rambat gelombang ultrasonik di udara dengan kecepatan normal (344 meter per detik) (tIN) adalah selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang. Ada 3 prnsip kerja dari sensor ultrasonik yaitu, sinyal dipancarkan melalui pemancar gelombang ultrasonic. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi berkisar 344 m/s. Dan yang terakhir sinyal yang sudah diterima akan diproses untuk menghitung jaraknya.
7. Magnet Detector (Sensor Magnet)
Magnet detector adalah sensor yang memiliki cara kerja merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Pada dasarnya prinsip kerja pada alat ini hampir mirip dengan cara kerja sensor sentuh pada perangkat seperti telepon genggam, laptop, dan notebook. Sensor ini bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang memiliki kumparan kecil dibalik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya. Salah satu komponen yang termasuk dalam sensor ini adalah Microphone atau Mic. Mic adalah komponen eletronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang digetarkan oleh gelombang suara akan menghasilkan sinyal listrik.Gambar Sensor Suara
Diperlukan beberapa komponen dalam pembuatan sensor suara. Komponen yang diperlukan sangat mudah ditemukan dan memiliki harga yang terjangkau. Komponen-komponen yang dibutuhkan antara lain; resistor memiliki dua saluran yang fungsinya untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara dua salurannya sesuai dengan arus, kondensator, trimpot memiliki hambatan listrik yang dapat diubah-diubah dengan cara memutar porosnya, dioda adalah bahan semikonduktor yang dapat menghantar arus listrik pada satu arah saja, IC (Intergrated Circuit) atau sirkuit, kondensator mic, LED untuk mengeluarkan emisi cahaya, timah, solder, kabel secukupnya dan lain-lain.